Tag Archives: Kerkoff

Halo-hallo Bandung


DSC_1003[1]Sudah beberapa lama Ompu Tonggi tidak ke Bandung. Sebenarnya beberapa kali ada rencana mau ke Bandung, tapi karena sesuatu hal belum kesampaian. Akhirnya ada momen yang baik akan ke Bandung ketika pernikahan Johnson Nababan, yang termasuk cucu keponakan dari Ompu Tonggi. Johnson adalah anak dari Maruli Nababan, yang terakhir ini merupakan anaknya pariban Ompu Tonggi. Johnson menikahi seseorang yang kemudian ditabalkan menjadi boru Sirait sesuai dengan marga ibunya Johnson. Begitulah pada tanggal 17 Oktober 2015, Ompu Tonggi ditemani anak, boru dan cucunya meluncur ke Bandung.  Sekitar jam 6 pagi, berempat Ompu Tonggi sudah berangkat ke Bandung. Sudah diperkirakan, tidak akan bisa ikut acara pemberkatan nikah di gereja, bisanya cuma pada acara adat yang dilaksakana di kawasan Buah Batu. Perjalanan Jakarta ke Bandung relatif lancar, driver utama adalah Dennis, sementara papanya hanya driver cadangan. Sempat juga salah masuk ke Bandung, karena keluar di exit tol di Koja, ternyata lokasi pesta adat lebih dekat bila dari exit tol Buah Batu. Jadi rombongan Ompu Tonggi setelah keluar tol di Koja, masuk lagi ke jalan tol, supaya keluar di exit Buah Batu. Soalnya kalau exit di Koja dan melewati pusat kota, akan macet sekali pada hari Sabtu itu.

Setelah keluar di exit tol Buah Batu, masih harus ke Jalan Soekarno Hatta, karena gedung tempat acara berada di sekitar kawasan Mapolda Jabar. Di sepanjang Jl. Soekarno Hatta, ada banyak persimpangan, karena terlalu cepat menepi di jl. Soekarno Hatta, sempat masuk jalan-jalan kecil. Terpaksa juga minta bantuan penunjuk jalan digital Waze, supaya bisa diarahkan ke lokasi gedung. Ternyata penunjuk jalan digital ini sangat mengenal Bandung sampai ke jalan-jalan kecilnya. Akhirnya dengan panduan si Waze, sampai jugalah ke lokasi gedung sekitar jam 11.30 siang. Waktu itu rombongan pengantin belum sampai di gedung. Sambil menunggu pengantin, rombongan sempat bersenda gurau dengan keluarga lainnya yang juga datang dari Jakarta.

 

DSC_0960[1]

Ketika acara adat, akan dimulai, hasuhuton Maruli Nababan/Br. Sirait selaku bolahan amak, menerima, manomu-nomu rombongan hula-hula Sirait. Acara berlangsung agak lambat. Acara mangulosi hela baru mulai sekitar jam 15.30.

 

DSC_0974[1]

Bertemu dengan boru Hombing, yang menjadi menantu dari Pomparan Raja Pandua Silaban.

DSC_0985[1]

Ompu Tonggi didampingi oleh borunya dan kerabat lain. Acara adat Batak di Bandung berlangsung terasa sangat lambat. Acara mangulosi bisa sampai lebih dari jam 6 sore. Meski Ompu Tonggi tidak mangulosi, tapi ia bertahan di tempat acara sampai sore.

 

DSC_0990[1]

Karena di pesta adat hanya makan siang, sore menjelang malam, driver utama Dennis sudah kelaparan. Lagi pula kalau ke Bandung tanpa mencicipi kuliner Bandung kan rasanya kurang mantap. Jadilah mampir di rumah bambu yang mengutamakan masakan Sunda. Ada karedok, tempe goreng, gurami bakar, dan gurami tim yang lumayan maknyus!

DSC_0998[1]

Santai dulu di lobby Aston untuk menunggu Dennis yang sedang memarkir mobil. Katanya tempat parkirnya cukup jauh di lantai basement-2.

 

DSC_1005[1]

Pasukan hijau-hijau berpose di lobby Aston Primera Pasteur.

 

DSC_1012[1]

Dennis ragu-ragu mau berenang apa tidak. Kalau lihat air kolamnya yang biru, tidak tahan rasanya ingin nyebur! Tapi akhirnya Dennis tak jadi berenang.

DSC_1009[1]

Dennis cukup banyak juga sarapan paginya. Dia lahap aneka hidangan yang tersedia. Ya mumpung masih muda, silahkan saja dinikmati ya.

DSC_1015[1]

Pagi hari mau check out duduk-duduk dulu di lobby. Coba perhatikan Dennis, ada yang bisa jelaskan sesuatu dari foto Dennis ini.

 

DSC_1021[1]

Setelah meninggalkan Aston, Ompu Tonggi menziarahi makam anaknya di Pemakaman Kerkoff, Leuwi Gajah Cimahi.

DSC_1020[1]

Tidak terasa sudah lebih dari 15 tahun dia pergi. Ini yang sering bikin Ompu Tonggi merasa sedih, dia cuma sempat 28 tahun bersama. Tuhan berkehendak lain dari yang diinginkan Ompu Tonggi.

 

DSC_1023[1]

Rupanya setelah 15 tahun lebih, bagan atas dari salib di nisan si Manumpak ini rusak. Sayang sekali ya.

 

DSC_1025[1]

Pemakaman Kerkoff di Cimahi sudah sangat penuh, nisan sudah bertumpuk-tumpuk. Ketika Ompu Tonggi ke sini beberapa orang langsung seperti berebut mau membersihkan nisan. Ya dibiarkan sajalah, mereka mencari upah dari membersihkan nisan. Ada seseorang yang datang untuk menagih pajak dan retribusi makam. Keluarga Ompu Tonggi menjelaskan bahwa retribusi dan pajak makam sudah tidak berlaku dan tidak boleh ditarik dari keluarga almarhum yang dimakamkan. Ketentuan itu ada dalam Undang-Udang nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Seseorang yang berlagak sebagai “petugas” pemakaman sempat ngotot mau minta pajak makam ke Ompu Tonggi. Ketika diminta untuk menunjukkan aturan dan ketentuannya, barulah “petugas” itu menyerah.

 

DSC_1037[1]

Sudah agak siang, sudah saatnya Ompu Tonggi harus meninggalkan makam ini, kembali ke Jakarta. Selamat tinggal Bandung. Hallo-Hallo Bandung.

 

 

Leave a comment

Filed under Umum